Berita yang sedang hangat di ranah sepak bola Indonesia kali ini terkait dengan munculnya isu lelang jabatan untuk posisi manajer U-19 pada kejuaran Piala Dunia U-20 tahun depan. Menanggapi rumor tersebut, pihak PSSI ingin memastikan dan mencari titik terang melalui Badan Yudisial yang mereka miliki.
Mereka telah memanggil semua pihak yang terkait dengan kasus tersebut. Ini termasuk Haris dan Djoko Purwoko, selaku sekretaris tim Sriwijaya FC. Mereka berdua diduga telah terlibat di transaksi uang $100,000 Singapura untuk memilih Dodi Reza Alex Noerdin sebagai pemegang Timnas U-19 berikutnya.
Tindakan Profesional PSSI
Apa yang dilakukan oleh pihak Football Association of Indonesia merupakan sikap profesional dan tegas. Pihak mereka akan segera meminta klarifikasi seputar kabar yang beredar di luar sana. Pemanggilan tersebut merupakan langkah awal yang tepat dan sudah didukung oleh banyak pihak termasuk Mochamad Iriawan selaku sang Ketua Umum.
Meskipun mereka telah berhubungan lisan dengan kedua tersangka, namun ini masih kurang kuat secara lembaga. Artinya, pernyataan harus dibuat secara resmi dan mampu dipertanggungjawabkan. Terlebih, mereka tidak mau bertindak gegabah dan masih menerapkan azas praduga tak bersalah.
Menurut Yunus Nusi, selaku Plt Sekjen dari organisasi paling tinggi seputar sepak bola di Indonesia, pihaknya tidak bisa secara gegabah mengambil keputusan sepihak hanya karena mendapat kabar dari media yang belum jelas. Saat ini, hanya badan Yudisial yang boleh melakukan pendekatan dan meminta keterangan kepada mereka yang dituduh.
Sebagai informasi, kabar seputar lelang jabatan tersebut muncul pertama kali dari tulisan wartawan senior bernama Erwiyantoro dan akhirnya tersebar hingga sampai ke pihak PSSI. Di tulisannya, dia menyatakan bahwa Dodi Reza melakukan pembayaran s7slot.com sebesar Rp. 1 milyar untuk memenangkan jabatan tersebut.
Apakah PSSI Percaya Dengan Erwiyantoro?
Di dalam tulisan sang wartawan, ada penegasan bahwa terdapat bukti transfer yang menyertakan nama Djoko Purwoko (sang penerima uang). Selain itu, ada juga nama Achmad Haris yang berperan sebagai kurir atau pihak yang menyerahkan uang. Untuk informasi, Achmad sudah memiliki hubungan dekat dengan Dodi.
Di laporan yang ditulis Erwiyantoro, transaksi dilakukan sebanyak 4 kali di tempat yang berbeda. Ini termasuk Hotel Fairmont, Mall FX, Sudirman, dan bahkan kantor Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia! Bagaimana tanggapan dari dua orang yang terlibat tersebut setelah mendengar laporan ini?
Menurut berita terbaru, nama-nama yang terkait di kasus tersebut masih mengelak dan merasa tidak melakukannya. Haris bahkan melakukan pembelaan. Dirinya menegaskan bahwa apa yang tertera di kuitansi tidak memiliki info jelas tentang apa yang diperjual belikan. Menurutnya, sah-sah saja bila melakukan bisnis.
Djoko Purwoko juga membantah telah terkait dengan isus kasus lelang jabatan itu. Menurutnya, ada oknum atau pihak yang tidak senang dengan Dodi dan pimpinan PSSI sekarang. Menurutnya, dia sekarang telah menjadi korban politik di industri sepak bola Indonesia.
Memang benar bahwa di kuitansi tidak ada keterangan jual beli jabatan atau yang terkait dengan itu. Dia berkata bahwa transaksi tersebut terjadi untuk pembelian tiket yang lebih awal dari jadwal yang seharusnya. Dia menambahkan bahwa sudah terbiasa dengan metode pemesanan tiket tersebut.
Menanggapi pembelaan dari kedua orang yang dituduh terlibat dalam jual beli atau lelang jabatan tersebut, pihak PSSI masih bersifat netral dan ingin menjalankan penyelidikan sesuai prosedur. Saat ini masih belum jelas status kedua orang tersebut. Hanya waktu yang bisa menjawab apakah mereka bersalah atau tidak.